Tepatnya 6 Juni 1944, sebuah pendaratan militer terbesar dalam sepanjang
sejarah akan menentukan arah sejarah dunia. Pendaratan pasukan sekutu
di pantai Normandia, Perancis, dianggap sebagai salah satu operasi militer yang paling menentukan kejatuhan Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler.
Namun,
banyak yang berpendapat Jerman bisa saja memenangkan perang jika para
pembantu Hitler saat itu berani membangunkan sang "Der Fuhrer" dari
tidurnya.
Sebagai pemimpin Jerman, Hitler adalah seorang yang
karismatik dan memiliki kendali penuh atas militer Jerman saat itu. Dia
juga adalah yang paling bertanggung jawab untuk menangkal invasi sekutu
di Normandia.
Sayangnya, Hitler juga dikenal sebagai seorang yang
temperamental dan bisa marah meledak-ledak untuk sebuah kesalahan
terkecil yang dilakukan bawahannya.
Itulah sebabnya, saat kabar
kemungkinan mendaratnya pasukan sekutu di pantai Normandia pada pukul
04.00 pagi tiba di markas besar Hitler pada 6 Juni 1944, tak seorang pun
staf Hitler berani membangunkan sang pemimpin.
Mungkin mereka
berpikir, lebih baik membiarkan sang pemimpin tidur dulu sehingga saat
dia terjaga semua informasi lengkap bisa disampaikan kepada dia.
Saat
itu kebingungan memang melanda Jerman soal jadi atau tidaknya sekutu
mendaratkan pasukannya di Normandia. Apalagi cuaca di perairan Normandia
berkabut dengan ombak laut yang cukup tinggi.
Dengan kondisi
cuaca semacam itu, banyak perwira tinggi Jerman yakin pendaratan sekutu
akan berakhir dengan kegagalan. Selain itu, Jerman sudah menyiapkan
penyambutan di pantai Calais, Perancis, titik terdekat pendaratan dari
Inggris.
Ternyata, sekutu dan intelijennya berhasil melakukan
tipuan dengan membuat Nazi percaya sekutu akan mendaratkan pasukannya di
Calais padahal sekutu memilih pantai Normandia yang lebih jauh dalam
cuaca yang buruk. Sebuah efek kejutan yang luar biasa.
Keraguan
para perwira Nazi itu terbukti mengakibatkan Jerman harus membayar
mahal. Sekutu memiliki keunggulan 12 jam yang sangat vital.
Divisi tank duduk menunggu
Akibat tidak dibangunkannya Hitler dari tidurnya di Berlin, pasukan
cadangan tank dan infanteri Jerman, yang seharusnya bisa merespons
pendaratan itu dalam hitungan menit, duduk diam dan menunggu perintah
Sebanyak
10.000 personel pasukan perbatasan Jerman bersembunyi saja di
parit-parit perlindungan dan membiarkan 175.000 personel pasukan
Inggris, AS, Kanada, dan Perancis mendarat di pantai.
Kesialan
Jerman tak berhenti di sana. Jenderal Erwin Rommel yang berjuluk Si
Rubah Gurun, yang diberi tanggung jawab di pesisir Perancis itu, tengah
berada di kediamannya di Jerman, memperingati ulang tahun ke-50 dirinya.
Mendengar
sekutu sudah mendarat, Rommel bergegas kembali ke garis depan, tetapi
dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena sebagian besar pasukan Jerman
di Perancis hanya bisa digerakkan dengan perintah langsung Hitler.
Rommel
berusaha menghubungi Hitler di markasnya, tetapi hanya diminta
menunggu. Pada pukul 07.00 atau satu jam setelah pendaratan sekutu,
salah satu perwira tinggi Jerman, Gerd von Rundstedt, memberanikan diri
melangkahi wewenangnya.
Dia memerintahkan dua divisi tank
cadangan untuk bergerak ke kota Caen untuk mencegat gerak maju pasukan
sekutu. Namun, ketika mengetahui inisiatif Von Rundstedt ini, markas
besar AB Jerman justru memerintahkannya untuk tak menyerang. "Von
Rundstedt harus menunggu perintah Hitler," demikian perintah markas
besar.
Dan, saat Hitler sudah cukup segar untuk memahami apa yang
terjadi di garis depan, pada pukul 16.00 dia merestui gerak maju Von
Rundstedt ke Caen. Perintah Hitler itu terlambat hampir 12 jam, yang
membuat sekutu telanjur memiliki pijakan kuat di Normandia dan
sekitarnya.
Saat itu tak hanya pasukan darat sekutu yang terus
maju, pesawat-pesawat tempur Typhoon, Mustang, dan Mosquito sudah
menguasai udara, menghancurkan apa pun yang bergerak di bawahnya.
Sementara
itu, meski kacau-balau pada awal pendaratan, pasukan Sekutu berhasil
mendesak pasukan Jerman yang bertahan di pantai dan mendaratkan berbagai
peralatan berat seperi tank, artileri berat, dan berton-ton amunisi.
Tak
ada yang bisa dilakukan Jerman untuk menghentikan gerak maju sekutu
saat itu. Semuanya hanya karena tak ada yang berani membangunkan Hitler
dari tidurnya.
No comments:
Post a Comment