Perang Dunia II diakhiri dengan berbagai perjanjian antara pihak yang kalah
perang (Jerman, Jepang, dan Italia) dan yang menang perang (pihak
Sekutu: AS, Uni Soviet, Inggris, Prancis, dll). Perjanjian yang penting
adalah perjanjian Sekutu dengan Jerman dan Sekutu dengan Jepang. Selain
itu, pasca-Perang Dunia II juga ditandai dengan berbagai konferensi.
1. Berbagai Konferensi Selama Perang Dunia II
Beberapa
konferensi yang diselenggarakan selama Perang Dunia II tentang strategi
pertempuran ataupun perdamaian dunia, antara lain sebagai berikut.
a. Konferensi Atlantik
Konferensi
Atlantik diselenggarakan pada tanggal 14 Agustus 1941 antara Franklin
Delano Roosevelt (Presiden Amerika Serikat) dan Winston Churcill
(Perdana Menteri Inggris). Konferensi Atlantik
menghasilkan piagam perdamaian yang disebut Piagam Atlantik (Atlantik
Charter). Piagam Atlantik sebagai fondasi berdirinya PBB.
b. Konferensi Casablanca
Konferensi
Casablanca diselenggarakan pada bulan Januari 1943 antara Franklin
Delano Roosevelt dan Winston Churcill. Konferensi itu membahas
perencanaan penyerbuan tentara Sekutu ke Eropa guna mengalahkan tentara
blok Sentral (Poros atau blok Jerman).
c. Konferensi Moskow
Konferensi
Moskow diselenggarakan pada bulan Oktober 1943 yang dihadiri oleh
Menteri Luar Negeri Rusia (Vyacheslav Mikhailovich Molotov), Menteri
Luar Negeri Amerika Serikat (Cordel Hull), dan Menteri Luar Negeri
Inggris (Anthony Eden). Konferensi itu membahas tentang rencana
pembentukan organisasi internasional yang menjamin perdamaian.
d. Konferensi Kairo
Konferensi
Kairo diselenggarakan pada bulan November 1943 antara Franklin Delano
Roosevelt, Winston Churcill, dan Chiang Kai-shek (Cina). Konferensi itu
memutuskan bahwa mereka akan menggempur Jepang sampai menyerah.
e. Konferensi Teheran
Konferensi
Teheran diselenggarakan pada Desember 1943 yang dihadiri Josep Stalin,
Franklin Delano Roosevelt, dan Winston Churcill. Pada prinsipnya
konferensi itu mendukung keputusan Konferensi Kairo dan bertekad
melanjutkan kerja sama meskipun perang telah berakhir.
f. Konferensi Yalta
Konferensi
Yalta diselenggarakan pada bulan Februari 1945 antara Josep Stalin,
Franklin Delano Roosevelt, dan Winston Churcill. Konferensi berhasil
mengambil keputusan, antara lain:
a. penyerahan Jerman tanpa syarat;
b. pembentukan organisasi internasional yang menjamin perdamaian dunia;
c. perencanaan penyelenggaraan konferensi di San Fransisco pada tanggal 25 April 1945.
2. Perjanjian-Perjanjian Pasca–Perang Dunia II
a. Perjanjian Sekutu–Jerman
Jerman
merupakan salah satu negara “Pact Poros” yang hancur dalam PD II dan
telah menyerah kepada sekutu pada tanggal 7 Mei 1945. AS,Uni Soviet, dan
Inggris membicarakan tentang pembagian Jerman, denazifikasi dan
demiliterisasi Jerman. Perjanjian Sekutu–Jerman ditentukan oleh Harry S.
Truman (Presiden Amerika Serikat), Josep Stalin (Presiden Uni Soviet),
dan Clement Richard Attlee (Perdana Menteri Inggris) dalam Konferensi
Postdam (2 Agustus 1945). Konferensi Postdam berisi, antara lain sebagai
berikut.
1) Jerman yang dikuasai oleh empat negara Sekutu dibagi
dua, yaitu Jerman Timur dan Jerman Barat. Jerman Timur, 1 zona dikuasai
oleh Uni Soviet, sedangkan Jerman Barat, 3 zona dikuasai oleh Amerika
Serikat, Inggris, dan Prancis.
2) Kota Berlin yang terletak di tengah
daerah pendudukan Uni Soviet juga dibagi dua. Berlin Timur diduduki
oleh Uni Soviet dan Berlin Barat dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris,
dan Prancis.
3) Wilayah Danziq dan daerah Jerman di sebelah timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.
4) Demiliterisasi bagi Jerman.
5) Penjahat perang harus dihukum.
6) Jerman harus membayar kerugian perang.
b. Perjanjian Sekutu–Jepang
Perjanjian Sekutu–Jepang dilakukan di San Fransisco pada tahun 1945. Perjanjian tersebut berisi, sebagai berikut.
1) Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat (untuk sementara).
2)
Kepulauan Kuril dan Sakhalin Selatan diserahkan kepada Uni Soviet,
sedangkan Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Cina. Kepulauan Jepang
di Pasifik diserahkan kepada Amerika Serikat. Korea akan dimerdekakan
dan untuk sementara waktu dibagi dua wilayah pendudukan dengan batas 38°
lintang utara. Di bagian utara diduduki Uni Soviet, sedangkan di
selatan dikuasai oleh Amerika Serikat.
3) Penjahat perang harus dihukum.
4) Jepang harus membayar ganti rugi perang.
c. Perjanjian Sekutu dengan Negara Lainnya
Selain
mengadakan perjanjian dengan Jerman dan Jepang, sekutu juga mengadakan
perjanjian dengan negara-negara lain yang kalah berperang dalam Perang
Dunia II.
1) Perjanjian Sekutu–Italia dilaksanakan di Paris pada tahun 1945 dengan beberapa keputusan, antara lain sebagai berikut.
a) Wilayah Italia diperkecil.
b) Triastie menjadi negara merdeka di bawah perwalian PBB.
c) Abbesynia dan Albania memperoleh kemerdekaannya kembali.
d) Semua jajahan Italia dan Afrika Utara dikuasai Inggris.
e) Italia harus membayar ganti rugi akibat perang yang ditimbulkannya.
2) Perjanjian Sekutu–Austria dilaksanakan di Austria pada tahun 1945 dengan berbagai keputusan, antara lain sebagai berikut.
a) Kota Wina dibagi menjadi empat wilayah pendudukan dan dikuasai oleh Amerika Serikat, Inggris, Prancis, dan Uni Soviet.
b) Persyaratan lain menyusul karena belum ada keputusan dan persetujuan dari keempat negara pemenang Perang Dunia II di Wina.
3)
Perjanjian Sekutu dengan Hongaria, Rumania, Bulgaria, dan Finlandia
ditentukan di Paris tahun 1945 dengan beberapa keputusan yang pada
intinya sama, yaitu:
a) setiap negara wilayahnya diperkecil;
b) setiap negara harus mengganti biaya perang.
Wednesday, 29 June 2016
Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki
Peristiwa Pengeboman Hiroshima dan Nagasaki adalah sejarah
kelam peperangan yang terjadi di dunia ini. Serangan bom atom meluluh lantakkan
negeri Jepang dan mengakibatkan jatuhnya banyak korban dikedua kota tersebut.
Tidak hanya itu efek yang ditimbulkan setelah serangan itu adalah penderitaan
berkepanjangan dari generasi ke generasi akibat radiasi kimia yang diturunkan
lewat genetika. Bom Atom yang jatuh di Kota Hiroshima dan Nagashaki terjadi
pada 6 Agustus 1945, yang terjadi saat Perang Dunia II dimana dilakukan oleh
pihak sekutu (Amerika, dkk) dengan alasan untuk membungkam angkatan perang
kekaisaran Jepang yang terkenal sangat heroik, pantang menyerah dan loyal
kepada kaisar. Bom atom ini membunuh sebanyak 140.000 orang di Hiroshima dan
80.000 di Nagasaki pada akhir tahun 1945.
Enam hari setelah dijatuhkannya bom atom di Nagasaki, pada
15 Agustus, Jepang mengumumkan bahwa Jepang menyerah tanpa syarat kepada
Sekutu, menandatangani instrumen menyerah pada tanggal 2 September, yang secara
resmi mengakhiri Perang Pasifik dan Perang Dunia II. (Jerman sudah
menandatangani menyerah pada tanggal 7 Mei 1945, mengakhiri teater Eropa.)
Pengeboman ini membuat Jepang sesudah perang mengadopsi Three Non-Nuclear
Principles, melarang negara itu memiliki senjata nuklir. Bom Atom yang
dijatuhkan ke Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan yang dijatuhkan di
Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Mengapa Hiroshima dipilih sebagai target
pertama dari serangan bom atom AS ini? Jelas sekali Hiroshima dipilih sebagai
target pertama serangan berdasarkan pertimbangan matang militer AS kala itu.
Selama Perang Dunia kedua, Hiroshima jarang sekali diterjang
oleh aksi pengeboman. Namun status kota tersebut sebagai markas militer Jepang,
menjadikannya sasaran empuk dari para lawannya. Hiroshima juga dikenal sebagai
kota pelabuhan yang besar di Jepang. Alasan inilah yang membuat kota ini
sebagai sasaran strategis bom atom buatan Amerika. Sementara alasan Nagasaki
sendiri sebenarnya bukan target utama dari AS. Kokura merupakan target
potensial yang dipilih bersama Kyoto dan Niigata. Nagasaki dipilih sebagai
pengganti Kyoto sebagai target potensial. Kyoto sendiri dipilih karena alasan
religi yang mendukung pola militer Jepang. Sementara target potensial ketiga
Niigata, dicoret dari daftar karena jaraknya terlalu jauh dari Pangkalan
Militer Filipina, tempat pesawat pengebom lepas landas menuju Jepang. Namun
pada akhirnya pilihan target jatuh pada Nagasaki, karena Militer AS juga
mencoret Kokura dari daftar target mereka.
Nagasaki adalah kota yang industri perkapalannya bisa
dikatakan maju. Namun kota ini bukanlah kota favorit untuk diserang karena
sudah dibom sebanyak lima kali selama 12 bulan terakhir sebelum serangan bom
atom melandanya. Alhasil, hanya Hiroshima dan Nagasaki yang dihancurkan oleh
bom atom AS. Bom bom tersebut dijatuhkan dari sebuah pesawat B-29 Flying
Superfortress bernama Enola Gay (nama yang aneh) yang dipiloti oleh Letkol.
Paul W. Tibbets, dari sekitar ketinggian 9.450 m (31.000 kaki). Senjata ini
meledak pada pukul 08.15 pagi (waktu Jepang) ketika dia mencapai ketinggian 550
meter. Untuk menjatuhkan bom ini pesawat memang terbang cukup tinggi dan
menggunakan google khusus (pelindung mata khusus) anti radiasi, dalam sebuah
dokumenter yang saya lihat, para pengebom memiliki tekanan (pressure) jiwa yang
sangat besar karena akan menjatuhkan bom dahsyat itu ke tengah tengah pemukiman
penduduk, namun mereka tetap melakukan nya demi tugas bangsa. ada sebuah
kejadian yang diabadikan disana saat beberapa saat bom dijatuhkan.
“Satu cahaya yang terang memenuhi pesawat,” begitu tulis
Tebbits. “Kami memutar pesawat kembali untuk melihat Hiroshima. Kota tersebut
tersembunyi di balik awan yang mengerikan itu. Mendidih, mengembang berbentuk
jamur.” Setelah itu, beberapa saat tidak ada yang bicara. Namun berikutnya,
semua orang bicara. “Lihat itu! Lihat itu ! Lihat itu…..! ” seru kopilot Robert
Lewis sambil memukul bahu Tibbets. Lewis mengatakan ia bisa merasakan
pembelahan atom proses yang terjadi ketika bom atom meledak. Rasanya seperti
timah hitam. Ia lalu berbalik untuk menulis dalam catatannya. “Tuhan,” tanyanya
pada diri sendiri, “Apa yang telah kami lakukan?”
Sampai saat sekarang peristiwa pengeboman Kota Hiroshima dan Nagasaki masih menjadi trauma dan luka mendalam yang dirasakan Jepang dan seluruh Dunia.
Penyerangan Pearl Harbor Oleh Jepang
Pada tanggal 7 Desember 1941, kekuatan angkatan laut Jepang
meluncurkan serangan udara mendadak terhadap instalasi militer Amerika
Serikat di pulau Oahu, Hawaii.
Dua gelombang pesawat, berkekuatan
total 253 pesawat menyerang pangkalan angkatan laut di Pearl Harbor,
yang merupakan markas Armada Pasifik AS, sekaligus lokasi lapangan udara
angkatan darat Wheeler dan Bellows, Barak Schofield, Kaneohe Naval Air
Station, dan Ewa Marine Corps Air Station. Serangan Pearl Harbor adalah kekalahan militer terbesar dalam sejarah AS.
Akibat
serangan itu lebih dari 2.388 pelaut AS, tentara, dan warga sipil tewas,
sementara 1.178 orang lainnya mengalami luka-luka.
Jepang berhasil menenggelamkan atau merusak 21 kapal Armada Pasifik AS, termasuk delapan kapal perang garis depan.
Serangan itu mendorong AS terlibat Perang Dunia II melawan Jepang beserta sekutu Axisnya, Jerman dan Italia.
Sementara
Jepang mencapai kemenangan sementara atas Amerika Serikat akibat
serangan Pearl Harbor, namun akhirnya Jepang dan sekutunya kalah pada
tahun 1945.
Benih atau asal mula serangan Pearl Harbor dimulai pada tahun 1931 ketika Jepang menyerbu Manchuria, salah satu provinsi Cina.
Invasi
Manchuria adalah langkah pertama dalam ekspansi imperial Jepang, yang
disusul dimulainya perang skala penuh terhadap Cina pada tahun 1937.
Menanggapi
invasi Jepang terhadap Cina, Amerika Serikat meningkatkan bantuan
militer dan keuangan kepada Cina dan menghentikan ekspor minyak dan
bahan mentah lainnya ke Jepang.
Embargo ini dilihat oleh Jepang sebagai ancaman langsung terhadap keamanan nasional mereka.
Jepang
lantas memutuskan merebut dan menaklukkan wilayah lain di Asia dan
Pasifik yang kaya akan minyak dan sumber daya alam yang tidak dimiliki
Jepang.
Jepang tahu bahwa Amerika Serikat tidak akan membiarkan Jepang menginvasi Cina serta negara lain di Asia.
Sementara
pemerintah Amerika Serikat dan Jepang terus bernegosiasi untuk
menemukan solusi damai terhadap kebuntuan diplomatik, pemerintah Jepang
percaya bahwa perang dengan Amerika Serikat merupakan sesuatu yang tak
terelakkan.
Jepang memutuskan bahwa satu-satunya cara untuk
mengalahkan Amerika Serikat adalah dengan melakukan serangan pendahuluan
dengan menghancurkan Armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbor.
Jepang
juga percaya bahwa kemenangan di Pearl Harbor akan menurunkan moral
rakyat Amerika untuk terlibat dalam perang dengan Jepang.
Setelah
melalui persiapan matang, Jepang akhirnya membuat keputusan yang
menentukan dengan melakukan serangan ke Pearl Harbor pada 7 Desember
1941
Monday, 27 June 2016
Dwight D. Eisenhower
Landasan
penting dari perang Dunia 2, Jenderal D. Eisenhower menjadi komandan
tertinggi pasukan Sekutu di Eropa, yang memainkan peran utama dalam
membasuh Jerman Nazi. Setelah akhir Perang Dunia 2, ia terpilih sebagai
panglima tertinggi pertama NATO dan kemudian menjadi ke-34 Presiden Amerika Serikat
. Setelah menjalani kehidupan yang bermartabat dan terhormat, angka
menonjol dari perang dan politik,Dia akhirnya meninggal pada tanggal 28
Maret 1969.
Douglas MacArthur
Douglas MacArthur adalah pejuang terkenal yang memainkan peran yang mencolok dalam Perang
Pasifik dalam Perang Dunia 2 yang selanjutnya mencapai klimaks di
Hiroshima dan Nagasaki (Bom), sehingga menarik Jepang untuk menyerah.
Untuk layanan yang luar biasa dalam Kampanye Filipina, Jenderal
MacArthur dianugerahi Medali Kehormatan. Selain melayani sebagai
Pengawas dari Akademi Militer Amerika Serikat di West Point, ia juga
menjabat sebagai Penasihat Militer kepada Pemerintah Persemakmuran
Filipina.
Isoroku Yamamoto
Isoroku Yamamoto dikenal karena menjadi dalang dalam penyerangan Pearl Harbor (Markas Angkatan Laut Amerika), Isoroku Yamamoto adalah Naval terkemuka Marsekal Jenderal
Jepang yang memperkenalkan beberapa perubahan radikal dalam Angkatan
Laut Kekaisaran Jepang. Lahir pada tanggal 4 April, 1884 di Niigata,
Jepang, Isoroku Yamamoto selesai lulus dari Akademi Angkatan Laut
Kekaisaran Jepang pada tahun 1904 dan juga terdaftar di Harvard
University di mana ia belajar 1919-1921. Dia meninggal pada tanggal 18
April, 1943 ketika pesawatnya jatuh dalam penyergapan oleh pesawat
tempur Amerika .
Friday, 24 June 2016
Pendaratan Pasukan Sekutu Di Normandia
Tepatnya 6 Juni 1944, sebuah pendaratan militer terbesar dalam sepanjang
sejarah akan menentukan arah sejarah dunia. Pendaratan pasukan sekutu
di pantai Normandia, Perancis, dianggap sebagai salah satu operasi militer yang paling menentukan kejatuhan Nazi Jerman pimpinan Adolf Hitler.
Namun, banyak yang berpendapat Jerman bisa saja memenangkan perang jika para pembantu Hitler saat itu berani membangunkan sang "Der Fuhrer" dari tidurnya.
Sebagai pemimpin Jerman, Hitler adalah seorang yang karismatik dan memiliki kendali penuh atas militer Jerman saat itu. Dia juga adalah yang paling bertanggung jawab untuk menangkal invasi sekutu di Normandia.
Sayangnya, Hitler juga dikenal sebagai seorang yang temperamental dan bisa marah meledak-ledak untuk sebuah kesalahan terkecil yang dilakukan bawahannya.
Itulah sebabnya, saat kabar kemungkinan mendaratnya pasukan sekutu di pantai Normandia pada pukul 04.00 pagi tiba di markas besar Hitler pada 6 Juni 1944, tak seorang pun staf Hitler berani membangunkan sang pemimpin.
Mungkin mereka berpikir, lebih baik membiarkan sang pemimpin tidur dulu sehingga saat dia terjaga semua informasi lengkap bisa disampaikan kepada dia.
Saat itu kebingungan memang melanda Jerman soal jadi atau tidaknya sekutu mendaratkan pasukannya di Normandia. Apalagi cuaca di perairan Normandia berkabut dengan ombak laut yang cukup tinggi.
Dengan kondisi cuaca semacam itu, banyak perwira tinggi Jerman yakin pendaratan sekutu akan berakhir dengan kegagalan. Selain itu, Jerman sudah menyiapkan penyambutan di pantai Calais, Perancis, titik terdekat pendaratan dari Inggris.
Ternyata, sekutu dan intelijennya berhasil melakukan tipuan dengan membuat Nazi percaya sekutu akan mendaratkan pasukannya di Calais padahal sekutu memilih pantai Normandia yang lebih jauh dalam cuaca yang buruk. Sebuah efek kejutan yang luar biasa.
Keraguan para perwira Nazi itu terbukti mengakibatkan Jerman harus membayar mahal. Sekutu memiliki keunggulan 12 jam yang sangat vital.
Divisi tank duduk menunggu
Akibat tidak dibangunkannya Hitler dari tidurnya di Berlin, pasukan cadangan tank dan infanteri Jerman, yang seharusnya bisa merespons pendaratan itu dalam hitungan menit, duduk diam dan menunggu perintah
Sebanyak 10.000 personel pasukan perbatasan Jerman bersembunyi saja di parit-parit perlindungan dan membiarkan 175.000 personel pasukan Inggris, AS, Kanada, dan Perancis mendarat di pantai.
Kesialan Jerman tak berhenti di sana. Jenderal Erwin Rommel yang berjuluk Si Rubah Gurun, yang diberi tanggung jawab di pesisir Perancis itu, tengah berada di kediamannya di Jerman, memperingati ulang tahun ke-50 dirinya.
Mendengar sekutu sudah mendarat, Rommel bergegas kembali ke garis depan, tetapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena sebagian besar pasukan Jerman di Perancis hanya bisa digerakkan dengan perintah langsung Hitler.
Rommel berusaha menghubungi Hitler di markasnya, tetapi hanya diminta menunggu. Pada pukul 07.00 atau satu jam setelah pendaratan sekutu, salah satu perwira tinggi Jerman, Gerd von Rundstedt, memberanikan diri melangkahi wewenangnya.
Dia memerintahkan dua divisi tank cadangan untuk bergerak ke kota Caen untuk mencegat gerak maju pasukan sekutu. Namun, ketika mengetahui inisiatif Von Rundstedt ini, markas besar AB Jerman justru memerintahkannya untuk tak menyerang. "Von Rundstedt harus menunggu perintah Hitler," demikian perintah markas besar.
Dan, saat Hitler sudah cukup segar untuk memahami apa yang terjadi di garis depan, pada pukul 16.00 dia merestui gerak maju Von Rundstedt ke Caen. Perintah Hitler itu terlambat hampir 12 jam, yang membuat sekutu telanjur memiliki pijakan kuat di Normandia dan sekitarnya.
Saat itu tak hanya pasukan darat sekutu yang terus maju, pesawat-pesawat tempur Typhoon, Mustang, dan Mosquito sudah menguasai udara, menghancurkan apa pun yang bergerak di bawahnya.
Sementara itu, meski kacau-balau pada awal pendaratan, pasukan Sekutu berhasil mendesak pasukan Jerman yang bertahan di pantai dan mendaratkan berbagai peralatan berat seperi tank, artileri berat, dan berton-ton amunisi.
Tak ada yang bisa dilakukan Jerman untuk menghentikan gerak maju sekutu saat itu. Semuanya hanya karena tak ada yang berani membangunkan Hitler dari tidurnya.
Namun, banyak yang berpendapat Jerman bisa saja memenangkan perang jika para pembantu Hitler saat itu berani membangunkan sang "Der Fuhrer" dari tidurnya.
Sebagai pemimpin Jerman, Hitler adalah seorang yang karismatik dan memiliki kendali penuh atas militer Jerman saat itu. Dia juga adalah yang paling bertanggung jawab untuk menangkal invasi sekutu di Normandia.
Sayangnya, Hitler juga dikenal sebagai seorang yang temperamental dan bisa marah meledak-ledak untuk sebuah kesalahan terkecil yang dilakukan bawahannya.
Itulah sebabnya, saat kabar kemungkinan mendaratnya pasukan sekutu di pantai Normandia pada pukul 04.00 pagi tiba di markas besar Hitler pada 6 Juni 1944, tak seorang pun staf Hitler berani membangunkan sang pemimpin.
Mungkin mereka berpikir, lebih baik membiarkan sang pemimpin tidur dulu sehingga saat dia terjaga semua informasi lengkap bisa disampaikan kepada dia.
Saat itu kebingungan memang melanda Jerman soal jadi atau tidaknya sekutu mendaratkan pasukannya di Normandia. Apalagi cuaca di perairan Normandia berkabut dengan ombak laut yang cukup tinggi.
Dengan kondisi cuaca semacam itu, banyak perwira tinggi Jerman yakin pendaratan sekutu akan berakhir dengan kegagalan. Selain itu, Jerman sudah menyiapkan penyambutan di pantai Calais, Perancis, titik terdekat pendaratan dari Inggris.
Ternyata, sekutu dan intelijennya berhasil melakukan tipuan dengan membuat Nazi percaya sekutu akan mendaratkan pasukannya di Calais padahal sekutu memilih pantai Normandia yang lebih jauh dalam cuaca yang buruk. Sebuah efek kejutan yang luar biasa.
Keraguan para perwira Nazi itu terbukti mengakibatkan Jerman harus membayar mahal. Sekutu memiliki keunggulan 12 jam yang sangat vital.
Divisi tank duduk menunggu
Akibat tidak dibangunkannya Hitler dari tidurnya di Berlin, pasukan cadangan tank dan infanteri Jerman, yang seharusnya bisa merespons pendaratan itu dalam hitungan menit, duduk diam dan menunggu perintah
Sebanyak 10.000 personel pasukan perbatasan Jerman bersembunyi saja di parit-parit perlindungan dan membiarkan 175.000 personel pasukan Inggris, AS, Kanada, dan Perancis mendarat di pantai.
Kesialan Jerman tak berhenti di sana. Jenderal Erwin Rommel yang berjuluk Si Rubah Gurun, yang diberi tanggung jawab di pesisir Perancis itu, tengah berada di kediamannya di Jerman, memperingati ulang tahun ke-50 dirinya.
Mendengar sekutu sudah mendarat, Rommel bergegas kembali ke garis depan, tetapi dia juga tak bisa berbuat apa-apa karena sebagian besar pasukan Jerman di Perancis hanya bisa digerakkan dengan perintah langsung Hitler.
Rommel berusaha menghubungi Hitler di markasnya, tetapi hanya diminta menunggu. Pada pukul 07.00 atau satu jam setelah pendaratan sekutu, salah satu perwira tinggi Jerman, Gerd von Rundstedt, memberanikan diri melangkahi wewenangnya.
Dia memerintahkan dua divisi tank cadangan untuk bergerak ke kota Caen untuk mencegat gerak maju pasukan sekutu. Namun, ketika mengetahui inisiatif Von Rundstedt ini, markas besar AB Jerman justru memerintahkannya untuk tak menyerang. "Von Rundstedt harus menunggu perintah Hitler," demikian perintah markas besar.
Dan, saat Hitler sudah cukup segar untuk memahami apa yang terjadi di garis depan, pada pukul 16.00 dia merestui gerak maju Von Rundstedt ke Caen. Perintah Hitler itu terlambat hampir 12 jam, yang membuat sekutu telanjur memiliki pijakan kuat di Normandia dan sekitarnya.
Saat itu tak hanya pasukan darat sekutu yang terus maju, pesawat-pesawat tempur Typhoon, Mustang, dan Mosquito sudah menguasai udara, menghancurkan apa pun yang bergerak di bawahnya.
Sementara itu, meski kacau-balau pada awal pendaratan, pasukan Sekutu berhasil mendesak pasukan Jerman yang bertahan di pantai dan mendaratkan berbagai peralatan berat seperi tank, artileri berat, dan berton-ton amunisi.
Tak ada yang bisa dilakukan Jerman untuk menghentikan gerak maju sekutu saat itu. Semuanya hanya karena tak ada yang berani membangunkan Hitler dari tidurnya.
Penyebab Pecahnya Perang Dunia II
Perang Dunia II yang utama dalam jangka panjang adalah tumbuhnya fasisme Italia pada tahun 1920-an, militerisme Jepang serta serangannya terhadap Tiongkok pada tahun 1930-an, dan secara khusus, perebutan kekuaasaan politik di Jerman pada tahun 1933 oleh Adolf Hitler dengan partainya, Nazi, serta kebijakan politik luar negerinya yang agresif. Penyebab langsung adalah Britania dan Perancis menyatakan perang terhadap Jerman setelah Jerman menyerang Polandia pada bulan September 1939.
Penyebab Perang Dunia II dibedakan menjadi 2, yaitu Penyebab Umum dan Penyebab Khusus.
Penyebab umum:
-Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Etiopia dan jepang seragan terhadapt manchuria.
-Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia dan nasionalis-sosialis Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan persenjataannya.
-Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah dua blok besar yakni:
Ini berarti merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme, dan komunisme.
Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Perancis karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailes.
Penyebab Khusus:
Antara tahun 1919 dan 1939 Polandia mengupayakan kebijakan keseimbangan antara Uni Soviet dan Nazi Jerman dengan mengadakan perjanjian non-agresi bersama keduanya. Pada awal tahun 1939 Jerman menuntut Polandia untuk masuk ke dalam Pakta Anti-Komintern sebagai negara satelit Jerman. Karena kuatir kehilangan kemerdekaannya, Polandia menolak, dan Hitler mengatakan kepada para jenderalnya pada tanggal 23 Mei 1939 bahwa alasan untuk menyerangan Polandia adalah "Danzig bukanlah obyek yang dituju. Untuk kita, ia merupakan pelebaran dari ruang hidup (Lebensraum) di Timur." Untuk menakut-nakuti Hitler, Britania dan Perancis mengumumkan bahwa invasi terhadap Polandia berarti perang, serta berusaha meyakinkan Uni Soviet untuk bersama-sama dalam tindakan ini. Moskow nampaknya sepakat tetapi menyadari bahwa ia dapat menguasai negara-negara Baltik serta bagian-bagian Polandia jika bersekutu dengan Jerman, sehingga Uni Soviet melakukan perjanjian pada bulan Agustus 1939. Upaya London gagal, karena Hitler tidak memperkirakan perang yang melebar. Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939 serta menolak tuntutan Britania dan Perancis untuk mundur, sehingga kedua negara itu menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939 sesuai perjanjian pertahanan yang mereka tanda tangani bersama Polandia dan telah diumumkan secara publik
-Serangan terhadap Uni Soviet
Jerman menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Hitler percaya Uni Soviet dapat dikalahkan dalam suatu serangan kilat dan terus menerus mengingat keadaan Uni Soviet yang tidak siap perang, serta berharap kemenangan itu akan memaksa Britania mengadakan negosiasi dan mengakhiri peperangan. Hitler juga ingin mendahului menyerang Uni Soviet sementara Uni Soviet lengah.
-Asia Pasifik
Perang Dunia di Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang tanpa peringatan terhadap Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941. Pada saat yang sama, pasukan Jepang menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Kekaisaran Britania. Serangan-serangan ini menyebabkan Amerika Serikat dan Britania Raya menyatakan perang terhadap Jepang pada hari berikutnya.
Empat hari kemudian Amerika Serikat terbawa dalam perang Eropa ketika pada tanggal 11 Desember 1941, Nazi Jerman dan Fasis Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Hitler memilih untuk mengumumkan bahwa en:Tripartite Pact:Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti pernyataan perang Jepang; meskipun sesungguhnya kapal-kapal perusak Amerika Serikat yang mengawal konvoi sudah berperang melawan kapal selam ("U-boat) Jerman dalam Perang Atlantik. Pernyataan ini secara efektif mengakhiri sentimen isolasionis di Amerika Serikat, di mana Amerika Serikat segera membalas dengan secara resmi memasuki perang di Eropa.
Penyebab Perang Dunia II dibedakan menjadi 2, yaitu Penyebab Umum dan Penyebab Khusus.
Penyebab umum:
-Kegagalan Liga Bangsa-bangsa (LBB) dalam menciptakan perdamaian dunia. LBB bukan lagi alat untuk mencapai tujuan, tetapi menjadi alat politik negara-negara besar untuk mencari keuntungan. LBB tidak dapat berbuat apa-apa ketika negara-negara besar berbuat semaunya, misalnya pada tahun 1935 Italia melakukan serangan terhadap Etiopia dan jepang seragan terhadapt manchuria.
-Negara-negara maju saling berlomba memperkuat militer dan persenjataan. Dengan kegagalan LBB tersebut, dunia Barat terutama Jerman dan Italia mencurigai komunisme Rusia tetapi kemudian Rusia mencurigai fasisme Italia dan nasionalis-sosialis Jerman. Oleh karena saling mencurigai akhirnya negara-negara tersebut memperkuat militer dan persenjataannya.
-Adanya politik aliansi (mencari kawan persekutuan). Kekhawatiran akan adanya perang besar, maka negara-negara mencari kawan dan muncullah dua blok besar yakni:
- Blok Fasis, terdiri atas Jerman, Italia, dan Jepang.
- Blok Sekutu, terdiri atas:
- Blok demokrasi yaitu Perancis, Inggris, Amerika Serikat, dan Belanda.
- Blok komunis yaitu Rusia, Polandia, Hongaria, Bulgaria, Yugoslavia, Rumania, dan Cekoslovakia.
- Jerman mengumumkan Lebensraumnya (Jerman Raya) yang meliputi Eropa Tengah.
- Italia menginginkan Italia Irredenta yang meliputi seluruh Laut Tengah dan Abyssinia.
- Jepang mengumumkan Kemakmuran Bersama di Asia Timur Raya.
Ini berarti merupakan tantangan terhadap imperialisme Inggris, Perancis, dan Amerika Serikat.
Adanya pertentangan faham demokrasi, fasisme, dan komunisme.
Adanya politik balas dendam Revanche Idea Jerman terhadap Perancis karena Jerman merasa dihina dengan Perjanjian Versailes.
Penyebab Khusus:
Antara tahun 1919 dan 1939 Polandia mengupayakan kebijakan keseimbangan antara Uni Soviet dan Nazi Jerman dengan mengadakan perjanjian non-agresi bersama keduanya. Pada awal tahun 1939 Jerman menuntut Polandia untuk masuk ke dalam Pakta Anti-Komintern sebagai negara satelit Jerman. Karena kuatir kehilangan kemerdekaannya, Polandia menolak, dan Hitler mengatakan kepada para jenderalnya pada tanggal 23 Mei 1939 bahwa alasan untuk menyerangan Polandia adalah "Danzig bukanlah obyek yang dituju. Untuk kita, ia merupakan pelebaran dari ruang hidup (Lebensraum) di Timur." Untuk menakut-nakuti Hitler, Britania dan Perancis mengumumkan bahwa invasi terhadap Polandia berarti perang, serta berusaha meyakinkan Uni Soviet untuk bersama-sama dalam tindakan ini. Moskow nampaknya sepakat tetapi menyadari bahwa ia dapat menguasai negara-negara Baltik serta bagian-bagian Polandia jika bersekutu dengan Jerman, sehingga Uni Soviet melakukan perjanjian pada bulan Agustus 1939. Upaya London gagal, karena Hitler tidak memperkirakan perang yang melebar. Jerman menyerang Polandia pada tanggal 1 September 1939 serta menolak tuntutan Britania dan Perancis untuk mundur, sehingga kedua negara itu menyatakan perang terhadap Jerman pada tanggal 3 September 1939 sesuai perjanjian pertahanan yang mereka tanda tangani bersama Polandia dan telah diumumkan secara publik
-Serangan terhadap Uni Soviet
Jerman menyerang Uni Soviet pada bulan Juni 1941. Hitler percaya Uni Soviet dapat dikalahkan dalam suatu serangan kilat dan terus menerus mengingat keadaan Uni Soviet yang tidak siap perang, serta berharap kemenangan itu akan memaksa Britania mengadakan negosiasi dan mengakhiri peperangan. Hitler juga ingin mendahului menyerang Uni Soviet sementara Uni Soviet lengah.
-Asia Pasifik
Perang Dunia di Pasifik disebabkan oleh serbuan Jepang tanpa peringatan terhadap Pangkalan Armada Angkatan Laut Amerika di Pearl Harbour, Hawaii, pada tanggal 7 Desember 1941. Pada saat yang sama, pasukan Jepang menyerang Persemakmuran Filipina yang dikuasai oleh Amerika Serikat, serta Malaya, Singapura, dan Hong Kong yang dikuasai oleh Kekaisaran Britania. Serangan-serangan ini menyebabkan Amerika Serikat dan Britania Raya menyatakan perang terhadap Jepang pada hari berikutnya.
Empat hari kemudian Amerika Serikat terbawa dalam perang Eropa ketika pada tanggal 11 Desember 1941, Nazi Jerman dan Fasis Italia menyatakan perang terhadap Amerika Serikat. Hitler memilih untuk mengumumkan bahwa en:Tripartite Pact:Pakta Tripartit mengharuskan Jerman mengikuti pernyataan perang Jepang; meskipun sesungguhnya kapal-kapal perusak Amerika Serikat yang mengawal konvoi sudah berperang melawan kapal selam ("U-boat) Jerman dalam Perang Atlantik. Pernyataan ini secara efektif mengakhiri sentimen isolasionis di Amerika Serikat, di mana Amerika Serikat segera membalas dengan secara resmi memasuki perang di Eropa.
(Penyerangan pangkalan angkatan laut Amerika Pearl Harbor Di Hawai)
Subscribe to:
Posts (Atom)